Mie… selalu jadi santapan yang nggak bisa ditolak. Saya
lebih menyukai mie daripada bakso. Mie dalam bentuk apapun saya sukai. Mie
ayam, mie yamin, mie goreng.. dan semua makanan kreasi dari mie, saya suka.
Maka saya segera mengajukan diri untuk ikut ketika BloggerCrony menyambangi Mie
Ayam Bintaro atau lebih ngetop disebut Miabi. Rabu, 29 Maret 2017 saya diantar
driver ojek online dari stasiun Jurangmangu. Untuk menuju Bintaro, saya memilih
naik commuter line dari rumah saya di bilangan Jakarta Selatan.
Tak sulit untuk menuju Miabi, alamatnya tertera jelas di
aplikasi ojek online. Saya tadinya berharap driver ojek online tahu jalan
menuju lokasi karena saya walaupun sudah bekali-kali menyambangi Bintaro tetep
nggak familiar dengan daerah ini. Apa daya driver ojek online yang saya
tumpangi tidak tahu jalan menuju lokasi. Ia tak membaca peta di aplikasi karena
petanya error, katanya. Dengan bantuan opa google map, akhirnya saya sampai di
lokasi.
Warung mie ayam ini tidak besar namun tidak juga sempit.
Kursi dan meja ditata rapi. Teman-teman sudah ada di sini dan saya adalah orang
yang terakhir datang. Ada beberapa pembeli yang sedang makan mie ayam juga.
Warung ini terletak di pinggir jalan.Tepatnya di Jalan Maleo Raya Pondok Pucung
Sektor 9 Bintaro. Lokasinya berdekatan dengan Masjid Raya Bintaro.
Saya memesan mie ayam komplit dan es jeruk. Setelah melakukan perjalanan
jauh, inilah makanan yang cocok buat saya. Nggak lama pesanan saya datang
berbarengan dengan acara bincang-bincang santai dimulai. Mbak Loesi Risniawati
adalah owner Miabi. Nama Miabi diambil bukan untuk menyamakan nama seorang
seleb terkenal Jepang ya tapi memang singkatan gaul dari Mie Ayam Bintaro.
Latar belakang mbak Loesi adalah dokter. Maka ia tak
ingin membuat hidangan yang sembarangan. Ia membuat mie karena dirinya memang
menyukai mie. Mie Ayam Bintaro dibuat dari bahan-bahan berkualitas jadi dijamin
kesegarannya. Juga dipastikan dibuat dari bahan-bahan yang halal. Saking ingin
menyajikan mie yang segar, maka mie dibuat setiap hari. Jika ada mie yang
tersisa, maka mie ini tak akan dijual keesokan harinya.
Miabi dibuat tanpa bahan pengawet dan pengenyal. Kehigienisannya
juga dijaga betul. Jangan mencari saos
sambal di warung mie ini karena saos sambal tidak direkomendasi. Sebagai
gantinya, mbak Loesi menyediakan sambal dari cabai merah dengan campuran
minyak. Bukan hanya kualitas mie nya yang dijaga, makanan lain di warung mie
ini juga diperhatikan kualitasnya.
Contohnya ayam. Miabi memang bukan cuma menghadirkan menu
mie tapi ada juga menu ayam goreng, ayam penyet dan nasi uduk. Ayam diracik
dengan bahan hygienis dan tak menggunakan bahan pengawet. Minyaknya ya pasti
bukan minyak jelantah. Bakso untuk pelengkap mie ayam tidak dibuat oleh Miabi
namun bakso tersebut dipastikan juga kualitasnya. Jadi semuanya serba
berkualitas dan hygienis deh.
Untuk ukuran warung seperti ini, menu Miabi terbilang lengkap baik di menu utama, menu pendamping atau minuman. Jarang-jarang nemu kopi di warung mie ayam ya.. tapi di Miabi mah adaaaa. Kopi di Miabi dibuat dari racikan kopi lampung hasil panen kebun sendiri. Yap bu dokter ini juga punya kebun kopi di perkebunannya di Lampung. Sebagai penyuka kopi, tentu saya tak menyia-nyiakan kopi Lampung asli tapi eiitsss nanti dulu.. ada mie ayam yang harus saya santap dahulu.
Harga menu di sini nggak mahal kok dan terjangkau kantong. Buat lokasi nongkrong bolehlah menyambangi tempat ini. Tapi kalau ke sini saat matahari sedang mengobral sinarnya, ambilan tempat duduk di luar, karena di dalam cukup terasa panasnya.
Untuk ukuran warung seperti ini, menu Miabi terbilang lengkap baik di menu utama, menu pendamping atau minuman. Jarang-jarang nemu kopi di warung mie ayam ya.. tapi di Miabi mah adaaaa. Kopi di Miabi dibuat dari racikan kopi lampung hasil panen kebun sendiri. Yap bu dokter ini juga punya kebun kopi di perkebunannya di Lampung. Sebagai penyuka kopi, tentu saya tak menyia-nyiakan kopi Lampung asli tapi eiitsss nanti dulu.. ada mie ayam yang harus saya santap dahulu.
Mie ayam ini berbeda dengan mie ayam yang biasa saya
makan. Ada cincangan cabe merah di campuran mie nya. Kuah dihidangkan terpisah,
bening dan sedikit berminyak. Saya campur mie dengan kuahnya, walau kuah saya
campurkan semua, tapi tidak membuat mie terlihat lembek. Ayam kecoklatan yang
ditaburkan di atas mie rasanya sangat empuk dan gurih. Daging ayam dicampur
tanpa tulang.
Mie sungguh kenyal ketika dikunyah. Mie ini terasa
bedanya dengan mie lain. Terlihat padat namun empuk ketika dikunya dan begitu
sampai di perut tidak membuah begah. Kita bisa menambahkan sambal. Tersedia
campuran minyak dan cabe kering di meja. Ini aneh juga, saya belum pernah makan
mie ayam dengan cara demikian. Biasanya kan sambalnya dari cabe yang ditumbuk
bersama teman-temannya (tomat, bawang dan sebagainya). Saya memesan air jeruk
dingin sebagai pendamping. Rasanya sungguh menyegarkan.
Kelar menyantap mie, saya memesan minuman yangteah
menjadi incaran saya sejak tadi.. kopi hitam Lampung. Kopi ini terasa pahit..
sangat pahit. Kopi disajikan tanpa bubuk, jadi sudah disaring gitu. Maka kopi
bisa diseruput panas-panas tanpa terganggu bubuknya. Rasa pahit kopi yang
menyentuh lidah baru hilang beberapa menit kemudian. Tjakeup ini kopinya.
Ada menu Singkong Thailand di warung ini. Kenapa Singkong
Thailand? Karena ini cemilan enak yang disukai oleh pengunjung. Saya mencoba
Singkong Thailand ini saat mbak Wawa memesannya. Singkongnya empuk dengan kuah
santan yang royal sekali. Kuah santan sepertinya dicampur susu karena ada rasa
manis di situ.Harga seporsi singkong Thailand ini 15 ribu rupiah. Cocok sebagai
teman minum kopi.
Harga menu di sini nggak mahal kok dan terjangkau kantong. Buat lokasi nongkrong bolehlah menyambangi tempat ini. Tapi kalau ke sini saat matahari sedang mengobral sinarnya, ambilan tempat duduk di luar, karena di dalam cukup terasa panasnya.
aku kok malah salfok ke singkong Thailandnya ya mbaaa hahahha.. sepertinya enyak banget. Tapi kl kesini dari rumahku jauh ajaaah hiks :(
BalasHapusenak mbak... empuk.. manis tapi ada gurih gurihnya.. seporsi isi 3 biji :D
Hapus