Jika berbicara soal obesitas, cukup menyedihkan juga
dengan kenyataan bahwa begitu banyak orang yang mengalami obesitas di negara
kita. Bahkan Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan orang penderita
obesitas terbanyak dan obesitas saat ini bukan hanya dialami oleh orang dewasa
tapi juga anak-anak. Kalo dulu… kita melihat ada anak balita yang gemuk banget
kan terkesan lucu ya. Sekarang sih orang tua harus aware kalau berat badan
anaknya di atas rata-rata, karena bisa jadi anak tersebut mengalami obesitas.
Tanggal 7 November kemarin saya menghadiri seminar hari
Obesitas sedunia yang diadakan oleh Kementrian Kesehatan di Harris Hotel Kelapa
Gading Jakarta. Hadir Dr Lili S Sulistiowati yang membahas soal obesitas.
Obesitas bisa terjadi karena faktor generik dan pola makan yang tidak sehat.
Pola makan yang nggak sehat terutama dialami oleh orang-orang yang hidup di
perkotaan.
As we know, kehidupan serba cepat dan ritme kerja yang
padat membuat orang abai dengan cara hidup sehat. Makan sembarangan dan jarang
berolahraga meskipun olahraganya sangat sederhana.. dengan jalan kaki
contohnya. Bahkan untuk menuju ke lokasi kantor yang di lantai dua, para
pekerja kerap menggunakan lift dari lantai 1. Padahal naik tangga itu lebih
menyehatkan tubuh.
Lalu untuk makanan, orang lebih memilih makanan yang
praktis seperti gorengan dan makanan cepat saji ketimbang makanan yang
mengandung sayuran. Buah malah lebih jarang lagi dimakan. Alesannya… nggak
sempat makan makanan seperti ini karena ditunggu oleh kerjaan yang menumpuk.
Saya pernah ada di kondisi seperti ini. Untung.. saya sadar lebih cepat.
Di acara kemarin Direktur P2PTM Kemenkes dr. Lily S. Sulistyowati
MM mengatakan bahwa olahraga itu sebenernya nggak butuh waktu lama, cukup 10
menit setiap hari. Itupun nggak perlu olahraga yang berat. Cukup lakukan
gerakan ringan di area kerja masing-masing. Bu Lily mencontohkan senam
peregangan yang dilakukan di Kemenkes dua kali sehari. Saya pernah ikut senam
peregangan ini dan lumayan bikin otot-otot tidak menegang. Terutama kantuk
hilang.
Lalu untuk pola makan sehat, dr Rita Ramayulis DCN M.Kes
mengatakan kita bisa kok mengubah pola makan dengan mudah asal kita memang niat
melakukannya. Suka nasi goreng? Pastinya ya.. saya pun suka banget. Nah kata bu
Rita, kalo kita beli nasi goreng, minta penjualnya untuk memberikan banyak
sayur di nasi goreng kita. Begitu juga kalo kita makan mie. Campurkan banyak
sayuran di mie yang kita makan.
Mengubah pola makan sehat juga bisa dilakukan dengan
mengubah cara masak. Misalnya kita terbiasa menggoreng masakan, gantilah
sekarang dengan cara merebus sayur-sayuran. Terutama sayuran hijau yang kita
makan dalam keadaan segar. Itu lebih baik direbus atau dikukus. Lalu bisa juga
kita memanggang makanan untuk mengurangi penggunaan minyak. Ini bisa kita
lakukan jika kita memasak lauk pauk.
Kemudian dr. Michael Triangto berbicara soal gerakan
sehat. Kunci menghindari obesitas adalah banyak bergerak. Kita yang hidup di
perkotaan terbiasa serba mudah untuk urusan transportasi. Kemana-mana gampang
karena ada transportasi online. Nah pak Michael kasih saran kalau kita naik
ojek online minta dijemput dan diantarnya jangan ke dekat rumah. Tapi ke lokasi
yang agak jauh dari rumah supaya kita bisa jalan kaki ke rumah.
Pak Michael juga mencontohkan gerakan olahraga dengan
menggunakan alat-alat di sekitar kita seperti kursi dan meja. Nggak harus ke
gym kok kalau mau olahraga. Misal untuk mengecilkan perut. Cukup duduk di kursi
dengan posisi menyender lalu angkat dua kaki menekuk ke depan perut. Lakukan
itu berkali-kali. Olahraga menggunakan
kursi ini juga bisa dilakukan jika kita mau mengecilkan betis atau mengecilkan
paha.
Di acara ini juga diterbitkan 3 buah buku yang bisa
menjadi panduan kita dalam menghadapi obesitas. Yaitu buku Gerakan Nusantara
Tekan Angka Obesitas, lalu buku Waspadai Bahaya Obesitas dan buku Ayo Bergerak
Lawan Obesitas. Ketiga buku ini kemarin diberikan oleh Kemenkes pada peserta
yang hadir. Wah buku ini sangat bermanfaat sekali. Mau melawan obesitas? Rajin
bergerak dan lakukan pola hidup sehat.
Sekarang kemungkinan anak terkena obesitas semakin tinggi mbak karena adanya ketergantungan anak pada gadget. Kalau jama saya kecil, anak-anak seumuran pasti rajin bergerak saat main. Malah orang tua suka sebel kalau anaknya habis mandi sore trus masih lari-larian dan keringatan lagi. Kalau sekarang, orang tua malah pusing kalau anaknya mengurung diri di rumah dengan gadget di tangan seharian.
BalasHapus