Banyaknya hotel yang ada di kawasan Jakarta tidak
menyurutkan langkah bagi para pengusaha untuk membangun hotel baru. Hotel
banyak iya.. tapi penginapan yang nyaman masih dibutuhkan banyak orang terutama
mereka yang menginap karena urusan bisnis. Kemudian.. faktor lokasi hotel juga
termasuk dalam pertimbangan orang memilih hotel. Yang lokasinya strategis dan
mudah dijangkau tentu menjadi pilihan utama.
Di bilangan Jl. Wahid Hasyim Jakarta, hotel Ashley
berdiri. Tau kan.. Jl. Wahid Hasyim adalah gudangnya kuliner. Para pedagang
membuka kedainya hingga dinihari. Jl Wahid Hasyim juga teramat dekat dengan
pusat perkantoran. Karena itu, di lokasi ini banyak berdiri hotel-hotel, salah
satunya Hotel Ashley. Dari pinggir jalan, Hotel Ashley terlihat berdiri gagah berwarna
keemasan.
Hotel Ashley baru setahun berdiri. Ia dibuka pada bulan
November 2016. Memiliki konsep boutique hotel, hotel ini menyasar kalangan
bisnisman. Desain hotel yang modern dan elegant memang cocok untuk kalangan
pebisnis yang nggak suka dengan desain yang ramai. Karena hotel bisnis maka
fasilitas seperti kolam renang pun tak ada.
Meski baru setahun, namun persentase orang yang menginap
di hotel Ashley sudah mencapai 100 persen dari jumlah kamar. Selalu penuh
terutama saat weekday. Total ada 186 kamar dan 11 ruang meeting di hotel ini.
Ini menjadikan hotel Ashley sebagai hotel dengan ruang meeting terbanyak di
kawasan Wahid Hasyim.
Ada 5 tipe kamar di hotel Ashley yaitu tipe Studio,
Executive, Deluxe, Superior dan Ashley Suite. Seluruh kamar dlengkapi dengan
smart LED TV 40”. Akses internet supercepat di seluruh area dan tanpa password
lho. Lalu ada mini bar, coffee dan tea maker serta exclusive amenities. Tempat
tidur setiap kamar berstandar international dengan merk King Koil. Tau kan
berapa harga tempat tidur ini.
Kualitas memang yang paling diutamakan di hotel ini.
Ketika berkesempatan melihat kondisi hotel Ashley dari dalam pada 24 November
2017 lalu, saya menilai bahwa pemilik dan management hotel Ashley mengedepankan
kualitas demi kenyamanan. Di Ashley Suite misalnya. Ada mesin pembuat kopi dari
Dolce Gusto Circolo. Mesin kopi ini mahal per unitnya… kisaran 3 jutaan.
Di room tipe Superior juga ada mesin kopi Dolce Gusto,
tipenya Piccolo. Mesin ini kisaran harganya 1,7 jutaan. Mahal juga. Saya bukan
mau bahas soal harga mesin kopi ya, tapi untuk lebih menjelaskan bahwa hotel
Ashley memang nggak main-main dalam soal kenyamanan. Kalangan pebisnis itu
sudah capek dengan pekerjaannya di kantoran, maka ketika kembali ke hotel ya
butuhnya tempat istirahat yang nyaman supaya badan segar ketika beraktifitas
keesokan harinya.
Hotel ini terdiri dari 9 lantai yang tiap lantai bisa
beda warna dindingnya. Ada yang coklat dan ada yang putih. Namun warna ini
menyatu dalam dekorasi hotel seperti karpet. Karpet yang membentang sepanjang
koridor hotel adalah perpaduan warna coklat tua, coklat muda dan putih. Minimalis
tapi modern dan elegan.
Eh tadi saya singgung soal ruang meeting ya yang
berjumlah 11 ruang. Ruang meeting ini ada yang berukuran besar dengan kapasitas
300 an orang dan ada yang berukuran kecil dengan kapasitas 20 an orang. Paket
meeting sudah termasuk makanan dan peralatan meeting seperti layar besar dan
mikrophone. Ruangan meeting bisa di set menggunakan meja bundar atau dengan
posisi kursi-kursi berbaris. Tergantung kebutuhan.
Yang membedakan ruang meeting di hotel Ashley dengan
hotel lainnya adalah adanya lokasi smoking yang dekat dengan ruang meeting. Ini
memungkinkan para peserta yang beristirahat dan butuh merokok bisa merokok di
lokasi ini. Kemudian ketika meeting dimulai lagi mereka tinggal masuk ke ruang
meeting yang jaraknya tak jauh. Ini meminimalisir penyelenggara meeting
mencari-cari peserta ketika meeting dimulai gara-gara peserta keluar hotel
untuk merokok. Faktor yang simple tapi penting.
Lalu.. soal makanan gimana nih. Kamar nyaman tapi makanan
nggak enak kan mengurangi kenyamanan juga. Saya berkesempatan mencoba makanan
di hotel Ashley. Hidangan yang tersedia kemarin adalah hidangan western dan
tradisional. Sup buntut langsung jad favorit saya karena rasanya enak. Bumbunya
benar-benar terasa.
Lalu saya juga mencoba karedoknya. Rasanya sungguh tak
mengecewakan. Enak layaknya karedok rumahan. Ada rujak juga yang saya makan
sebagai dessert. Rasanya pedas maknyuss di lidah. Biasanya rujak di hotel itu
rasanya manis karena manis adalah rasa yang diterima semua kalangan. Padahal
namanya rujak pasti ada pedas-pedasnya. Kalau manis ya namanya manisan.
Rasa nikmat juga saya rasakan ketika menyantap hidangan
spagheti. Kejunya berlimpah namun nggak bikin eneg di perut. Chef yang memasak
hidangan ini memang chef yang benar-benar peduli soal rasa yang berasal dari
bumbu. Jadi nggak sayang mencemplungkan bumbu ke hidangan demi lezatnya rasa.
Semua hidangan ada di restoran Adele, restoran utama di hotel Ashley.
Jika Anda tertarik untuk menginap di hotel ini, silahkan
membuat reservasi ke :
Ashley Hotel Jakarta
Jl KH Wahid Hasyim no 73-75 Menteng Jakarta Pusat
Telp 62-21 3100 355
Tidak ada komentar