Saya sungguh tak pernah menyangka bahwa suatu hari saya
akan mengambil keputusan untuk berhenti dari kerja kantoran dan menekuni bidang
yang tak pernah saya pelajari sebelumnya, menulis. Dulu saya mulai memberanikan
diri untuk menulis sebagai sarana pelarian saya dari tekanan kantor, untuk
curcol gitu. Jamannya ada Multiply, saya menulis di Multiply, nggak ada yang
baca ya nggak apa-apa yang penting curcol saya tersalurkan.
Setelah Kompasiana membuka dirinya untuk umum, saya
memberanikan diri untuk menulis di sana. Alhamdulillah keberanian itu tak
pernah saya sesali dan menulis di Kompasiana membuat saya lebih mendalami arti
menulis bahwa menulis itu tidak lagi sekedar curcol tapi sharing informasi pada
para pembacanya. Ketika kejenuhan di kantor memuncak, saya aktif bergaul dengan
para blogger untuk mendapat insight dari mereka. Insight itu memberikan saya
kebulatan tekad bahwa menulis bisa menjadi sebuah karir yang menjanjikan. Saya
keluar dari pekerjaan dan menjadi seorang blogger.
Ternyata menjadi seorang blogger yang hidupnya sepenuhnya
dari menulis itu tak mudah. Saya bukan bicara materi ya, tapi ini soal tugas
menulis yang terus ada sebanyak undangan event yang saya terima. Akhirnya saya
menulis hanya untuk melakukan tugas. Tugas karena datang ke sebuah event dan
harus menulis tentang event tersebut.
Maka saya cukup tercekat ketika mbak Dini Fitria di
workshop “Menulis dengan Cinta” bersama Komunitas ISB, Shafira / Zoya Cosmetics
dan C2Live pada tanggal 15 Februari 2018 di JSC Hive Jakarta, mengatakan bahwa
menulis itu adalah tentang rasa, jika tulisan tak ada rasa pembaca tak akan
tertarik dengan tulisan kita. Jika pembaca tak ada maka apa gunanya menulis.
Saya jadi berpikir, apakah tulisan saya penuh rasa? Sementara ketika menulisnya
saya sekedar melakukan “tugas”. Duh blogger macam apa saya ini.
Sedikit saya ceritakan soal mbak Dini Fitria ya. Wanita
cantik ini saya kenal ketika meluncurkan novel ketiganya yang berjudul Islah
Cinta. Latar belakang mbak Dini adalah reporter sebuah acara islami di televisi
yang yang mengisahkan perkembangan Islam di negara Internasional. Karena itu
mbak Dini sering mengunjungi negara-negara di dunia Internasional.
Negara yang pernah dikunjungi mbak Dini dan akhirnya diangkat
menjadi latar belakang dalam novel Islah Cinta adalah India. Sudah baca
bukunya? Saya pernah menulisnya di sini. Islah Cinta adalah bagian dari buku
novel Trilogi Cinta milik mbak Dini Fitria. Dua buku lainnya adalah Muhasabah
Cinta dan Hijrah Cinta. Syukurlah saya juga sudah membaca kedua buku ini.
Apa dan Bagaimana Feature Stories
Tulisan feature adalah tulisan yang penuh rasa, ada cinta
di dalamnya. Feature stories menurut mbak Dini Fitria mempunyai ciri-ciri yaitu
bertutur, deskriptif, informatif, punya gaya tulisan, nggak memerlukan rumus 5W
+ 1H dan memenuhi unsur human interest. Ciri-ciri inilah yang membedakannya
dengan tulisan reportase. Tau tulisan reportase kan ya.. itu tuh tulisan berita
yang biasa ada di media online.
Gaya bertutur menjadi faktor pembaca bertahan atau tidak
membaca tulisan kita. Kalimat pembuka adalah kunci. Contohnya ada dalam tulisan
saya ini. Liat ya di awal tulisan saya memilih membuka tulisan dengan kisah
dibalik keputusan saya untuk menjadi blogger sepenuhnya. Sementara di tulisan
reportase, kalimat pembuka akan seperti ini “Komunitas ISB dan Zoya Cosmetics
mengadakan workshop bersama mbak Dini Fitria mengenai menulis di JSC Hive”.
Deskriptif artinya penggambaran yang jelas, ini bisa
menyangkut lokasi atau suasana. Informatif adalah value yang bisa didapat
pembacanya. Misalnya apakah tulisan kita soal kesehatan memberikan pemahaman
yang benar mengenai hidup sehat. Untuk gaya tulisan, saya yakin setiap orang
punya gayanya sendiri. Ada yang lebih suka to the point langsung ke inti
tulisan, ada juga yang mengajak pembacanya berpikir. Gaya tulisan membuat
seorang blogger bisa selalu diingat oleh pembacanya.
Untuk rumus 5W dan 1H menurut saya tetap perlu
dicantumkan dalam tulisan karena kejelasan tempat dan waktu itu penting karena
ini menyangkut data. Sementara untuk unsur human interest, ini akan membuat
pembaca lebih tersentuh dan memperhatikan apa yang kita tulis.
Feature is all about emotions, isi tulisan dengan emosi. Emosi
yang bisa ditempatkan di dalam tulisan adalah travelling, struggling, love,
sadness, happiness, inspiring dan accident. Tapi jangan isi tulisan dengan
emosi yang terlalu berlebihan. Isilah dengan sederhana tapi menyentuh. Boleh sedih
tapi tidak kebablasan, boleh romantis tapi tidak mendayu-dayu.
Gimana sih cara membuat tulisan feature? Storytelling
(show, not tell), ajak pembaca untuk berimaginasi, kata mbak Dini. Kenapa
storytelling penting? Karena kebanyakan orang suka dengan cerita. Cerita
membuat pembaca merasa jadi bagian dari cerita. Cerita juga lebih menyentuh
hati dan meninggalkan kesan mendalam. Bahkan tulisan review produk akan lebih
meninggalkan kesan jika ditulis dengan storytelling dan diberi sentuhan human
interest. Beberapa kali saya sudah membuktikan membaca tulisan review yang
ditulis dengan cara seperti ini.
Selanjutnya adalah goal yang jelas, apa tujuan dari
tulisan kita? Apakah kita ingin orang terinspirasi? Tujuan tulisan yang
tersampaikan dengan jelas bisa membuat orang terinspirasi melakukan sesuatu.
Tulisan features juga harus dekat dengan keseharian. Misalnya ketika menulis review
tentang mesin cuci.
Tuliskan bagaimana sebuah mesin bisa membuat seorang ibu
punya waktu luang lebih banyak untuk anak-anaknya karena mencuci tak lagi
memakan waktu lama. Bangkitkan rasa penasaran pembaca ketika ia membaca tulisan
kita dan tulisan juga harus penuh penghayatan.
Lalu bagaimana teknis menulis feature? Yang pertama
adalah lead in angle, kalimat pembuka adalah kunci. Jujur saya sering kesulitan menulis kalimat pembuka, tapi begitu ketemu, lancar deh nulisnya. Kemudian point of view atau sudut pandang, pilih satu sudut pandang saja. Perhatikan karakter dalam menulis.
Jangan banyak berbasa basi dan memberikan bunga-bunga kata. Jadi muter-muter
gitu, ini bikin pembaca jadi bosan dan inti tulisan jadi tak jelas. Bahasa
harus rapi dan terjaga. Penyebutan kata diri yang tak konsisten bisa bikin
tulisan jadi rusak.
Misalnya di awal tulisan kita menyebut diri sebagai “saya”,
kemudian di tengah sampai akhir tulisan berubah menjadi “aku”, nggak konsisten
kan dan bikin pembaca bingung. Typo sangat tak dibolehkan ya makanya sebelum di
publish cek lagi tulisan kita ada typonya nggak. Tulisan juga harus mengedukasi
pembacanya.
Misalnya ketika menulis review soal gendongan bayi,
berikan edukasi pada pembaca bagaimana cara yang benar dalam menggendong bayi
dan apa efeknya jika bayi tidak digendong dengan benar. Tulisan yang
mengedukasi bisa membuat orang balik lagi ke blog kita. Buatlah tulisan yang
ada nilai valuenya, bukan tulisan kosong belaka.
Berikan hati dan jiwa kita pada tulisan. Hati dan jiwa
membuat tulisan ada “rasa” nya, nggak hambar macam sayur kurang garam. Kita menulis bukan hanya untuk
diri kita pribadi tapi juga untuk orang lain. Maka berikan hati dan jiwa kita
di situ. Susah? Tidak.. jika kita menjalaninya dengan cinta. Menulis bukanlah
sebuah tugas melainkan karena kita suka melakukannya. Ini adalah “rasa” yang
sedang saya bangkitkan lagi di diri saya karena saya merasa beberapa tulisan
saya tidak bernyawa… hiks.
Gimana cara supaya kita menjadi penulis feature yang
baik? Peka.. ini yang pertama. Kita harus punya daya endus yang kuat untuk
menjadi penulis feature yang baik. Jam terbang juga memengaruhi. Jangan pernah
berhenti untuk belajar dan terus latihan karena menulis bukan hanya soal bakat
dan minat. Penting untuk kita punya identitas, karena dengan identitas kita
akan selalu diingat orang. Yang terakhir adalah konsisten.
Jangan menulis hanya karena ada event. Menulis soal
kegiatan orang yang menginspirasi juga bermanfaat. Untuk penulis sejati content
is a king but the king is you. Artinya kita yang memegang kuasa atas konten
yang akan kita tulis. Konten yang biasa akan jadi luar biasa jika ditulis
dengan cara feature.
Sungguh ilmu dari mbak Dini Fitria ini bergizi dan saya
sangat bersyukur bisa hadir untuk mendengarnya karena ini bermanfaat untuk
upgrade diri saya. Terima kasih Komunitas Indonesian Social Blogpreneur yang selalu
mengadakan workshop bermanfaat. Acara kemarin juga didukung oleh C2Live, sebuah
platform untuk mereka yang penuh dengan ide kreatif. Kita bisa nulis di
platform ini lho. Artikel kita bisa dapet view lebih dan link asli tulisan di
blog kita tetap dicantumkan. Jadi narik pembaca buat mengunjungi blog kita kan.
Pas makan siang juga saya dapet lunch box dari Kulina.
Ini tempat pemesanan makan siang yang dianter langsung ke rumah kita. Free ongkir
dan harga makanannya murah, hanya 25 ribu rupiah untuk paket nasi dan lauk.
Lalu thanks to Zoya Cosmetics, tempat aneka kosmetik dan Shafira, tempat busana
muslim yang baju-bajunya saya suka banget dari dulu. Bajunya cantik-cantik,
scarf nya juga. Baju-baju Shafira itu anggun-anggun, walau kalo beli baju di
Shafira pasti saya kecilin dulu, ini resiko saya yang body nya imut.
Menyenangkan sekali baca artikel ini mbaa
BalasHapusku jadi semangaaaattt!
--bukanbocahbiasa(dot)com--
iyaaaa... semacem dibangkitkan dari rasa gundah *halah*
HapusWah, mesti belajar nulis juga nih saya sama Nyonyah Vale. Menulis rasa yang pernah ada jagan sampai hilang dan lenyap. Ajarin yaa nyah. Sukses dah nih nyah vale nulis.
BalasHapusbelajar bareng yok om... belajar bareng bareng lebih enak... lagian om udah seniorrrrr
HapusTeknik feature stories bener2 kita butuhkan ilmunya
BalasHapusiya teh dibutuhin banget itu ..ilmunya bermanfaat makanya
HapusBelajar itu emang ga bisa berhenti ya mbak. Apalagi untuk menulis blog. Supaya yang baca juga betah dan gak bosen.
BalasHapusiya bener.. dan supaya yang nulispun nggak bosen ya mbak
Hapuswahhh makasih banget mba Yat, lengkap banget nih artikelnya, jadi gak sedih lagi karena gak ikutan acara mba Dini dan teh Ani
BalasHapusiya nih mbak akuh berusaha menyampaikan sharing yang ku dapat dari mbak dini
HapusMasalah lead in angle ini bisa bikin ga nulis-nulis, lho. Sampai pernah aku telat setor laporan karena bingung di bagian pembuka.
BalasHapusiyaaa akupun suka ngerasa susah.. kadang sejaman natap layar lapie tanpa tau apa yang mau ditulis
HapusPembuka itu emang hmmmm nganu banget. Hahahha. Bingung kadang, ini terlalu luas gak ya, nyambung gak ya, dll dll yg dipikirkan.
BalasHapuskalo aku kadang ditulis aja dulu semuanya trus pas tulisan udah selesai baca lagi dan edit
Hapusoalah, mba Yayat pernah jadi multiplyer juga kah? Sepertinya kita dulu ga di dalam lingkaran pertemanan di MP ya.
BalasHapusBtw, tulisan feature ini ternyata susah susah gampang ya. Musti banyak-banyak latihan supaya enak dibaca ya
iya curcol pertama kali di multiply mbak.. trs pindah pas ada kompasiana.. iya nih banyak latihan dan baca
HapusInspiratif banget mbak. Makasih sharingnya, saya jg kadang pernah ngalami kebingungan mau bikin kalimat pembuka saat mau nulis
BalasHapuskek nya itu dialami semua orang... tetep semangat ya mbak
HapusSalam kenal mbak. Izin save, saya masih blogger pemula jadi butuh byk belajar ttng cara membuat konten menarik
BalasHapussalam kenal ya mbak... hayuk kita belajar sama sama... saya juga masih kudu banyak belajar
HapusMenyegarkan, itu yang aku rasa, ketika dapat ilmu ini mba, selama ini nulis blog kaya monoton, hehe
BalasHapusiya mbak... jadi menemukan semangat baru
HapusKalimat pembuka itu macam makhluk ajaib ya mbak. Begitu ketemu langsung bikin kita enggak bisa berhenti nulis. Masalahnya dia kok susah banget hadirnya yaaa...
BalasHapusiya makhluk ajab emang dia hihihi... tantangan dalam menulis adalah menemukan kalimat pembuka
HapusAku masih harus banyak beljar nich kak.
BalasHapusJangan bosan utk terus berbagi ilmunya ya kak
samaaaa... aku juga tetep belajar terus biar makin upgrade ilmunya
HapusBernyawa (rasa dan cinta) dalam tulisan penting banget ya mba,disitu harus saya harus banyak belajar untuk memperbaiki diri nulisnya
BalasHapusbener mbak... jangan lelah buat terus belajar
HapusHarus di asah lagi yaa sepertinya saya biar menjadi penulis sejati hehhe keren ilmu nya.
BalasHapuskesempatan buat belajar tuh kalo ada workshop kayak gini
HapusMenulis dengan rasa dan cinta itu juga yg membuat saya hanya mendaftar ikutan acara blogger seminggu hanya dua acara, yg kadang gak terpilih juga sih ha... Ha... Kalau kebanyakan selain waktunya gak ada takutnya saya nulis hanya sekedar menjalankan kewajiban #curcol deh
BalasHapusAku suka deh gaya penulisannya Nyonya Vale ini, entah itu diblog or pun status di FB yang kdang suka bikin ngakak tapi caranya itu elegan gitu :)
BalasHapusAkupun suka lama nulis openingnya, jadi yang diingat aja ditulis dulu ntr tinggal edit sambil nyari dan gali ide lagi. Ternyata kita sama ya dalam hal ini, hahaha.
Mbaaakkk, aku dulu di Multiply juga, tapi kita belum kenalan, ya. Kenalnya justru di ISB. Semangat, Mbak! :)
BalasHapusAku juga msh sering nulis ya cm sekedar nulis saja. Apalagi tulisan review, ya sekadarnya saja hiks.Workshop Mba Dini memberikan bnyk pelajaran utk aku.
BalasHapusWorkshop mbak dini fitria bener2 berbobot dan banuak bgt ilmu nya yah mbak yayat...aku dari awal sampe akhir ga berkedip melototin materi yg dibawakan mbak dini 😁😁
BalasHapusWahhh masih harus belajar dan berlatih nih, terima kasih sharingnya mba.
BalasHapusKalo aku suka bingung pas awal mau nulis Mba ��
BalasHapusAku sampai sekarang masih penasaran dengan premis hehe
BalasHapus