Seorang wanita yang mengurus rumah tangga sekaligus bekerja, punya tanggung jawab yang berlipat. Ia bertanggung jawab membereskan urusan rumah tangga sekaligus mendidik anak. Ia pun harus memastikan pekerjaan di kantornya dikerjakan dengan sebaiknya dan tak berujung pada masalah. Sungguh, ini tak mudah.
Saya pernah menjalani dua profesi yaitu ibu rumah tangga dan ibu bekerja di kantor selama hampir 18 tahun di rentang 1998 hingga 2016. Masa itu, saya nyaris tak punya waktu untuk diri sendiri. Sebelum ke kantor saya siapkan makan untuk anak-anak saya lalu menitipkannya ke ibu saya.
Kemudian saya berangkat ke kantor dan menghabiskan waktu untuk bekerja hingga senja. Balik ke rumah saya langsung mengurus anak-anak dan suami. Begitu setiap hari. Ketika hari Minggu, waktu saya sepenuhnya mengurus keluarga terutama anak-anak yang di hari kerja waktu berkumpul dengan saya sangat kurang.
Seringkali saya merasa lelah, namun saya memang memutuskan tetap bekerja setelah melahirkan demi terpenuhinya kebutuhan rumah tangga. Mempunyai 3 anak di masa itu pengeluarannya tidak sedikit. Saya tidak bisa mengharapkan pemasukan dari suami saja.
Namun hingga kini, saya tak pernah menyesali keputusan saya untuk menjadi ibu bekerja dengan 3 anak dan sekaligus mengurus rumah tangga. Pengalaman mengajarkan saya banyak hal. Mulai dari mendidik anak, membagi waktu antara pekerjaan dan mengurus keluarga, serta mengatur keuangan keluarga.
Tanggal 8 Maret kemarin kita merayakan Hari Perempuan Internasional 2021. Hari perempuan Internasional yang jatuh setiap tanggal 8 Maret ini sudah dirayakan secara rutin sejak 1908. Kala itu ratusan ribu perempuan di kota New York AS turun ke jalan menuntut jam kerja yang lebih pendek, gaji yang lebih baik dan diberikan hak suara Inilah yang menjadi pencetus Hari Perempuan Internasional.
Tahun ini, Hari Perempuan Internasional mengambil tema “Choose to Challenge”. Tema ini diambil sebagai bentuk bahwa kaum perempuan berani mengambil pilihan dan tantangan. Pesan dalam kampanye ini adalah melawan ketidaksetaraan, bias, dan stereotip terhadap kaum perempuan, juga siap membantu terwujudnya dunia yang inklusif.
Dalam rangka mendukung keberagaman dan inklusi bagi perempuan, FWD Insurance mengajak perempuan Indonesia untuk #RayakanHariPerempuanIndonesia dengan merayakan hidup pada Hari Perempuan Internasional. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan Virtual Gathering pada tanggal 8 Maret kemarin. Saya beruntung bisa mengikuti Virtual Gathering ini.
Perempuan itu Mestinya Saling Dukung
Ada 4 perempuan hebat yang menjadi pembicara di Virtual Gathering FWD Community Ladies Talk yang juga dihadiri oleh media dan blogger. Para perempuan hebat ini adalah Maika Randini Chief Marketing Officer FWD Insurance, Maria Magdalena Chief Governance Officer dan Direktur Kepatuhan FWD Insurance, Indrayana Agustsaputra Chief Bancassurance Officer FWD Insurance, dan Carol Mary Quertier Chief of Operations Officer FWD Insurance.
Masa pandemi adalah masa yang berat untuk semua orang tak terkecuali bagi ibu bekerja. Menjalani Work From Home lebih merepotkan ketimbang Work From Office. Karena anak-anak tak mengerti jika ibunya sedang bekerja, ia hanya tahu bahwa jika ibunya di rumah maka ibu tidak sedang bekerja. Ibu bekerja keras, mau tak mau harus beradaptasi dengan keadaan.
Ibu harus tetap memberi 100 persen perhatian di pekerjaan dan di rumah. Jadi ibu yang baik di rumah dan di kantor. Ini adalah tantangan bagi para wanita karir untuk dapat menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan di rumah dan kemudian membuat mereka lebih kuat dan resilient terhadap tantangan yang ada.
Untuk dapat mengatasi tantangan tersebut, perempuan butuh dukungan, bukan hanya dari keluarga dan lingkungan, tapi juga dari sesama perempuan. Ini yang mendasari FWD Insurance membuat program #FWDCommunityLadiesTalk dengan tema Women Empower Women sebagai wadah para perempuan untuk memberdayakan dan mendukung satu sama lain agar dapat 'terus maju' di tengah masa-masa sulit saat ini.
Program ini mengajak perempuan di Indonesia untuk berkembang bersama melalui serangkaian workshop dan coaching menarik terkait dengan literasi finansial, kesehatan mental, karir dan wirausaha, dan berbagai topik lainnya. Di program ini perempuan bisa maju bersama dan menghapus stigma perempuan saling menjatuhkan.
FWD Insurance mengajak perempuan Indonesia merayakan hidup dan mengambil kendali penuh atas hidup mereka yang dibahasakan dalam tagline Bebaskan Langkah, Berani! Salah satu caranya adalah dengan berani keluar dari comfort zone dalam hal mengatur keuangan.
Asuransi, Penting Nggak Sih?
Perempuan itu mengatur uang keluarga, jadi harus punya pengetahuan soal pengaturan keuangan. Nggak perlu yang njelimet banget sih, yang penting tahu pos-pos pengeluaran penting bulanan. Kemudian juga harus tahu soal bagaimana sebaiknya menyimpan uang.
Dari keempat pembicara di Virtual Gathering kemarin, saya mendapat banyak tips cara mengatur keuangan yang baik yaitu :
- Buat pos-pos pengeluaran
- Penuhi pos kebutuhan primer
- Beli yang benar-benar dibutuhkan
- Sisihkan uang untuk asuransi dan investasi
Jika dari awal kita menyisihkan uang untuk asuransi dan investasi maka itu sangat membantu keuangan di masa depan. Kita tak tahu kapan akan mengalami sakit atau mengalami hal buruk seperti kecelakaan. Asuransi adalah proteksi agar keuangan kita tak terganggu saat kita tertimpa musibah yang di luar dugaan.
FWD Insurance punya beragam asuransi yang bisa dipilih sesuai kebutuhan. FWD Insurance adalah perusahaan asuransi yang berbeda, yang membawa pendekatan baru untuk mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi. FWD Insurance hadir di industri dengan mendobrak stigma lama dan meyakini bahwa asuransi adalah sumber kekuatan.
Melalui kampanye Everyday Heroes, FWD Insurance fokus untuk mengajak nasabah untuk terus berani menuju versi merayakan kehidupan mereka dan yakin bahwa jika terjadi sesuatu, FWD Insurance tetap hadir untuk mendukung mereka.
Sebagai penutup acara Virtual Gathering Rayakan Hari Perempuan Indonesia, FWD Insurance mengajak para peserta dan utamanya perempuan Indonesia dan para anak muda untuk bergabung di #FWDCommunity Women and Youth. Dengan semangat kebersamaan dan persatuan FWD Insurance mengajak para perempuan dan anak muda Indonesia untuk #Bebaskan Langkah, Berani! Info lebih jauh yuk kunjungi website FWD Insurance di https://www.fwd.co.id. Bisa cek juga instagram FWD di @fwd_id.
Perempuan harus saling dukung? Hemm... Bagaimana para perempuan bisa saling mendukung ketika waktu untuk mereka sendiri saja tidak ada? Bagaimana bisa saling dukung ketika masing-masing tidak punya waktu bahkan untuk mengurus dirinya sendiri?
BalasHapusSaya lebih suka memandangnya tidak dari sudut gender masing-masing karena solusinya bukan dari gerakan ini gerakan itu. Saya pikir solusinya ada ketika masing-masing gender mau berkompromi dan menemukan jalan bagaimana mereka mau bekerja sama memecahkan masalah dalam rumah tangga.
Kalau kompromi itu ada, maka tidak seharusnya seorang wanita harus 100% di rumah dan di kantor, karena ada seorang ayah/suami yang seharusnya bisa membantu dan bekerja sama.
Jika sampai seorang wanita bahkan harus meminta dukungan dari sesama jenisnya di luar rumah, artinya di sana ada masalah antar gender di rumah.
Gerakan perempuan untuk menuntut hak emansipasi is understood, tetapi wanita sampai tidak punya waktu untuk diri sendiri bukanlah masalah yang perlu dipecahkan dengan demonstrasi atau gerakan massa. Masalah itu harus dipecahkan oleh lingkup yang lebih kecil.
Tapi pertanyaannya, apakah pak suami leha-leha dalam hal ini? Saya pikir ya tidak juga. Seringkali banyak pak suami juga yang sebenarnya sama tidak punya waktunya untuk diri sendiri seperti bu istri.
Lalu, mengapa kaum istri saja yang mempermasalahkan kalau dia tidak punya waktu untuk dirinya sendiri? Haruskah kaum pria juga menuntut waktu kerja yang lebih pendek dan seterusnya? Atau, waktu kerja kaum pria sekarang ini sudah dipandang sebagai sebuah kewajaran?
Entahlah, soalnya kepanjangan kalau dibahas... :-D