Stunting masih jadi masalah kesehatan di Indonesia karena anak yang menderita stunting terbilang masih tinggi. Menurut hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi balita yang mengalami stunting di Indonesia sebanyak 24,4% pada 2021. Masih tinggi ya persentasenya. Karena itu stunting menjadi tema Hari Gizi Nasional 2023 yang jatuh pada tanggal 25 Januari 2023. Tema Hari Gizi Nasional tahun ini adalah Protein Hewani Cegah Stunting.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kurang gizi dalam jangka waktu lama, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Banyak sekali penyebab stunting diantaranya rendahnya akses terhadap makanan bergizi, kurangnya asupan vitamin dan mineral, buruknya sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan, dan buruknya keragaman pangan dan sumber protein hewani.
Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas. Anak stunting bisa mengalami gangguan gizi, yang bisa berpengaruh terhadap perkembangan otak, fisik dan organ-organ metaboliknya, yang dapat berkembang tidak optimal.
Demi ikut berperan serta mengurangi jumlah anak penderita stunting di Indonesia, YBM PLN (Yayasan Baitul Maal Perusahaan Listrik Negara) membuat program Kampung Gizi di beberapa daerah, diantaranya di tiga kelurahan yakni Kramat Pela, Gandaria Utara dan Cipete Utara. Program ini berlangsung selama 3 bulan. YBM PLN bekerjasama dengan para kader PKK melakukan edukasi mengenai gizi kepada para orangtua yang anaknya mempunyai masalah kesehatan seperti gizi buruk atau tinggi badan anak tidak sesuai standar.
Tanggal 25 Januari 2023 saya menghadiri acara Ketuk Pintu Gizi "Berbagi Paket Gizi untuk Balita" yang diselenggarakan oleh YBM PLN di RPTRA Tunas Muda Kramat Pela. Di acara ini ada paparan pencapaian dari program Kampung Gizi yang telah berlangsung selama 3 bulan. Ada pula wisuda balita sehat dan demo masak membuat dimsum.
Selama 90 hari, program Ketuk Pintu Gizi YBM PLN melakukan gerakan pemberian makanan tambahan pemulihan untuk balita kurang gizi, gizi buruk, stunting dan stunted. Stunted dan sangat pendek adalah balita panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya kurang dibanding dengan standar baku WHO multicentre growth reference study tahun 2006.
Ada 55 balita yang kondisi gizinya dipantau selama 3 bulan. Mereka diberikan makanan tambahan setiap hari, ditimbang secara rutin dan orangtuanya diberikan edukasi mengenai gizi. Upaya yang dilakukan oleh YBM PLN membuahkan hasil. Ada penurunan dari balita yang kurang gizi dan mengalami tinggi badan pendek. Sampai program Kampung Gizi berakhir jumlah anak sangat pendek turun dari 22% menjadi 10%.
Lurah Kramat Pela Ahmad Syarif mengatakan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada YBM PLN, yang telah menciptakan Kampung Gizi dan bersama-sama fokus membantu penanganan stunting. Ahmad Syarif menambahkan, komitmen yang tinggi dibutuhkan dalam mengatasi stunting. Kerja sama pun menjadi hal yang penting, agar stunting bisa dapat teratasi. Oleh karena itu Pak Ahmad Syarif berharap program Kampung Gizi berlanjut terus dan tidak berhenti.
Sementara bapak Salman Alfarisi Deputi Direktur YBM PLN mengatakan program Kampung Gizi adalah upaya untuk memberikan sampan dan bukan hanya kail, artinya agar para orang tua tidak bergantung pada orang lain dan bisa mandiri. Pak Salman juga berharap YBM PLN bisa terus berkolaborasi dengan 3 kelurahan ini agar tetap bisa menyebar manfaat seluas-luasnya. Karena masih ada program yang ingin dijalani seperti Majlis Taklim dan Pasar Ramadan.
Semoga para ibu yang telah mendapatkan edukasi gizi, menyebarkan kembali ilmunya ke para ibu lainnya. Agar para orang tua sadar gizi dan misi menurunkan angka penderita stunting bisa tercapai.
Tidak ada komentar